Hindari Minum Obat Ini Pada Saat Perut Anda Kosong
Ketika sebuah obat diberi etiket/label “diminum setelah makan atau bersama makanan”, sebaiknya ikuti instruksi tersebut. Kepatuhan kita dalam minum obat dapat mencegah terjadinya efek samping seperti mual atau gangguan perut lainnya. Beberapa jenis obat memang bekerja lebih baik jika dikonsumsi setelah makan. Hal ini karena obat tersebut dapat diserap lebih baik dalam darah. Akan tetapi ada pula obat yang penyerapannya lebih baik ketika kondisi perut kosong (1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan).
Berikut adalah beberapa obat yang sebaiknya dihindari saat perut kosong.
1. Metformin
Metformin adalah obat untuk diabetes melitus tipe 2 atau kita biasa menyebutnya penyakit kencing manis. Obat ini sebaiknya diminum setelah makan untuk menghindari nyeri perut. Makan sebelum minum obat ini juga dapat mencegah gula darah terlalu rendah (hipoglikemi).
2. Pil KB
Minum pil KB pada waktu yang sama setiap hari sangat penting agar kontrasepsi ini efektif. Tetapi yang tak kalah penting adalah mengonsumsinya setelah makan. Tujuannya untuk mengurangi rasa mual.
3. Prednison
Ini merupakan jenis obat yang biasanya berbentuk pil atau cair. Obat Prednison diresepkan untuk orang dengan kadar kortikosteroid rendah. Sebaiknya konsumsi obat ini setelah makan atau minum susu untuk mencegah iritasi usus.
4. Pereda nyeri
Nonsteroidal Anti-Inflammatory Drugs (NSAIDs) biasanya dipakai untuk mengatasi nyeri dengan cara menghambat prostaglandin, reseptor nyeri tubuh. Contohnya adalah aspirin atau ibuprofen. Obat golongan ini juga dipakai untuk mengobati nyeri sakit kepala, sakit gigi, artritis, atau nyeri menstruasi. Konsumsi obat ini setelah makan untuk mencegah gangguan pencernaan atau perdarahan pada lambung.
5. Pereda nyeri golongan narkotik
Berbeda dengan obat golongan NSAIDs, pereda nyeri golongan narkotik bekerja dengan mengurangi sinyal nyeri di otak. Obat ini memiliki efek samping menyebabkan mual dan muntah. Karenanya sebaiknya diminum setelah makan.
“Konsultasikan obat Anda kepada Apoteker agar penggunaannya dapat maksimal dalam mengobati penyakit dan terhindar dari efek samping yang tidak diharapkan.”
Editor : Rizki Ardiansyah, Apt.
Dikutip dari : health.kompas.com