Berita

5 Cara Cegah Keracunan Makanan

Keracunan makanan bagi sebagian besar orang menimbulkan rasa yang tidak nyaman di perut, dari yang ringan seperti mual dan sakit perut, hingga kasus berat seperti muntah-muntah, diare, hingga hilang kesadaran. Yang membuat kondisi semakin para ialah banyak orang yang membiarkan kondisi tersebut berlarut tanpa penanganan dokter. CDC mengatakan, kontaminasi makanan dapat terjadi karena beberapa hal. Sayuran dan buah yang tidak dicuci serta daging yang kurang matang dinilai sebagai pemicu utama. Kebersihan dalam proses memasak dan penyajian juga kerap menjadi alasan.

Namun, keracunan makanan tak hanya berisiko terjadi saat Anda makanan di luar. Anda juga bisa berisiko keracunan karena makanan di dalam rumah. Berikut 5 cara agar bahan makanan di rumah terhindar dari kontaminasi mikroba berbahaya.

1. Jangan membiarkan makanan dalam suhu ruang lebih dari 3 jam.
Makanan yang ditinggalkan pada suhu ruang selama berjam-jam baik itu di rumah, pesta, atau restoran prasmanan, tanpa dimasak kembali sebelum dimakan adalah sumber utama dari kasus keracunan makanan. Spora dan racun yang dikeluarkan oleh bakteri biasa ditemukan pada makanan yang dibiarkan lebih dari 3 jam dalam suhu ruang. “Spora berkembang di ‘zona bahaya’ 5 sampai 60 derajat Celcius,” kata Gabrielle Judd, seorang ahli diet dari University of Maryland Medical Center. Bakteri penghasil spora adalah Clostridium Perfringens, salah satu penyebab paling umum keracunan makanan di Amerika Serikat. Pelaku lain yang memroduksi racun pada suhu ruang adalah Bacillus, biasa ditemukan dalam nasi, sup, saus, dan sisa makanan.

2. Unggas harus benar-benar matang.
“Berhati-hatilah terhadap unggas mentah. Setidaknya setengah dari ayam mentah menghasilkan campylobacter, penyebab lebih dari 500.000 kasus keracunan makanan di Inggris Raya,” kata Andrew Roe bakteriologi dari University of Glasgow. Roe menambahkan, “Empat dari lima kasus keracunan makanan berasal dari unggas yang kurang matang dan terkontaminasi.” Judd menambahkan bahwa kontaminasi tak hanya datang dari proses pemasakan yang kurang matang, namun juga dalam proses persiapan. Solusinya, cuci tangan Anda setelah memegang daging unggas mentah, begitu juga dengan pisau dan talenan. Ini akan menghindari risiko sisa daging mentah memasuki tubuh Anda.

3. Daging cincang juga perlu dimasak dengan benar.
Daging ayam yang kurang matang bukan satu-satunya sumber kontaminasi. Menurut Roe, bahaya daging cincang terletak pada kebersihan mesin penggilingan daging, yang memungkinkan peningkatan jumlah bakteri pada daging. “Berbeda dengan steak. Steak adalah bagian utuh dari daging. Kontaminasi hanya ada di permukaan,” kata Roe. “Memasak steak matang di luar akan mengurangi kemungkinan Anda terkena infeksi, bahkan jika bagian dalam steak masih setengah matang. Tapi berbeda dengan daging cincang, bakteri telah tercampur pada semua bagian daging saat penggilingan. Itu sebabnya, daging cincang harus diolah benar-benar matang.”

4. Cuci bersih sayur dan buah.
Sebuah studi yang dilakukan oleh CDC menemukan, 46% dari keracunan makanan di luar AS disebabkan oleh buah-buahan, sayuran, dan kacang-kacangan. Sayuran berdaun ditemukan sebagai penyebab sakit paling banyak karena membawa bakteri, seperti E. coli, dalam jaringan daun itu sendiri. Banyak bakteri yang ditemukan pada permukaan atau kulit buah-buahan dan sayuran, sehingga Anda perlu mencucinya dengan baik menggunakan air mengalir. Judd menyarankan aturan yang sama untuk segala jenis buah, baik yang kulitnya dimakan, atau berkulit tebal seperti jeruk, melon, dan lainnya. “Saat Anda memotong melon yang tak dicuci kulitnya, bakteri pada kulit bisa berpindah ke pisau dan mengontaminasi daging buah,” kata Judd.

5. Panaskan makanan yang sudah didiamkan selama 2 jam lebih.
Panaskan sisa makanan Anda dengan benar, terutama nasi. Bakteri pada nasi akan tewas ketika nasi dimasak, tetapi spora mereka tetap hidup dan berkembang jika kemudian ditinggalkan pada suhu ruang. Sehingga, ada baiknya tak memakan nasi yang sudah mulai berbau atau lebih dari 12 jam. Untuk segala makanan yang dipanaskan, biarkan hingga ada asap yang mengepul untuk mematikan bakteri dan mencegah bakteri baru berkembang. “Penyakit umumnya berasal dari pengolahan sisa makanan yang salah. Sebaiknya tidak menyimpan sisa makanan lebih dari 3 hari,” kata Judd.

Dikutip dari : health.kompas.com

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: