Berita

Metformin sebagai Anti Kanker

apt. Siswandi, S.Si., M.Farm 1), apt. Lamhot Burju Simanjuntak, M.Farm.,1), apt. Nurhasna Sushmita Sari, S. Farm.1)

1) Instalasi Farmasi RSPAU dr. Suhardi Hardjolukito

Kasus meninggal akibat kanker di dunia pada tahun 2008 sebanyak 7,6 juta orang dengan diagnosa paling banyak adalah kanker paru, kanker payudara, dan kanker kolorektal. Pada tahun 2012, menurut data Globocan menunjukkan kasus kematian akibat kanker paling banyak disebabkan karena kanker payudara, kanker prostat, dan kanker paru. Data terbaru tahun 2018, angka kematian akibat kanker meningkat menjadi 9,6 juta dengan diagnosis tertinggi yaitu kanker paru. Bertambahnya kasus  kanker dan angka kematian akibat kanker ini membuat pengobatan dalam terapi kanker menjadi hal yang menarik untuk didiskusikan.

Terdapat tiga jenis pengobatan untuk kanker, diantaranya pengobatan primer dimana pengobatan ini bertujuan mengangkat atau menghancurkan sel kanker dengan melakukan operasi, kemoterapi, ataupun radiasi; terapi adjuvant yaitu terapi dengan kemoterapi, radiasi, dan terapi hormon untuk menghancurkan sel kanker yang masih tersisa dari pengobatan primer; dan perawatan paliatif yaitu tatalaksana terapi kanker yang bertujuan mengurangi efek samping dari pengobatan kanker. Obat- obatan yang digunakan dalam terapi kanker juga banyak macamnya. Perkembangan pengobatan menyatakan bahwa obat metformin juga dapat digunakan sebagai anti kanker.

Metformin adalah obat golongan biguanide yang diindikasikan untuk terapi diabetes tipe 2 dan memiliki indikasi off label sebagai terapi PCOS (Polycystic Ovary Syndrome). Namun ternyata, metformin juga mempunyai mekanisme kerja yang dapat digunakan sebagai anti kanker. Efek farmakodinamik metformin yang sudah diketahui adalah dengan menurunkan produksi glukosa di hati dan meningkatkan sensitifitas jaringan otot dan adiposa terhadap insulin. Hal ini terjadi akibat aktivasi metformin terhadap AMP-Kinase. Sedangkan untuk mekanisme metformin sebagai anti kanker dapat dibagi menjadi 2, yaitu secara langsung dan secara tidak langsung.

Mekanisme metformin dalam memberikan efek tidak langsung sebagai antikanker adalah dari proses terjadinya peningkatan sensitisasi insulin terhadap glukosa, dan sensitifitas reseptor insulin di otot skeletal yang menyebabkan terjadinya penurunan hiperinsulinemia. Diketahui bahwa hiperinsulinemia merupakan growth factor yang mendukung perkembangan kanker melalui dua reseptor yaitu Insulin Receptor (IR) dan Insulin-Like Growth Factor Receptor (IGF-1R). Hiperinsulinemia menyebabkan peningkatan Insulin Like Growth Factor (IGFs) akibat downregulasi Insulin-Like Growth Factor Binding Protein (IGFBP). Hal ini menyebabkan peningkatan IGFs bebas, IGF-1 dan aktivasi IGF-1R. Overekspresi IGF-1 ini dapat ditemukan pada kanker kolorektal, prostat dan payudara. Oleh karena itu, dengan adanya penurunan hiperinsulinemia, maka IGF-1 juga dapat ikut turun sehingga metformin potensial dijadikan sebagai agen antikanker.

Untuk mekanisme kerja metformin secara langsung sebagai antikanker adalah dengan menghambat kompleks I rantai pernafasan di mitokondria dimana rantai pernafasan mitokondria berfungsi untuk menghasilkan ATP. Hasil akhir hambatan kompleks I rantai pernafasan di mitokondria adalah produksi ATP intrasel menurun dan AMP/ADP meningkat. Hal ini akan mengaktivasi regulator sentral sel dan metabolisme organisme yaitu AMP-Kinase (AMPK). AMPK yang teraktivasi akan mempromote jalur katabolik untuk menghasilkan lebih banyak ATP dan menghambat jalur anabolik. Aktivasi AMPK selanjutnya menyebabkan aktivasi/inhibisi protein-protein regulator yang mempengaruhi pertumbuhan, siklus sel, apoptosis, angiogenesis dan berbagai dampak lainnya.

Beberapa penelitian telah dilakukan untuk membuktikan metformin dapat dijadikan sebagai agen anti kanker. Penelitian yang dilakukan oleh Rangkuti (2022) menunjukkan metformin memiliki efek penghambatan pertumbuhan sel kanker payudara T47D (yaitu sel kanker payudara dengan mutasi pada protein p53) yang lebih rendah dibandingkan doksorubisin. Sedangkan penelitian secara in vitro yang diujikan ke beberapa jenis sel kanker menunjukkan hasil penekanan terhadap pertumbuhan dan apoptosis sel kanker dan semua dilakukan terhadap sel kanker tanpa/sebagian mutasi p53 seperti sel WiDr untuk sel kanker kolorektal (Wibowo dkk, 2015), sel Hep G-2 untuk sel kanker hati (Cai et al, 2013), dan sel MCF-7 (Queiroz et al, 2014), MDA-MB-231 (Li et al, 2015), MDA-MB-435 untuk sel kanker payudara.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa berdasarkan hasil penelitian diatas, metformin memiliki efek penghambatan pertumbuhan sel kanker walaupun belum dapat menggantikan obat terapi kanker yang ada saat ini. Hal inilah yang perlu menjadi perhatian Apoteker di Rumah Sakit dalam memberikan edukasi kepada pasien kanker terutama yang mendapatkan terapi metformin agar tidak salah dalam menjelaskan kegunaan atau indikasi metformin.

SUMBER PUSTAKA :

DrugBank, 2023, Metformin (diakses Februari, 2023), https://go.drugbank.com/drugs/DB00331

Rangkuti, I.Y., Hasibuan, P.A., Siregar, Y., Widyawati, T., Yuandani, 2019, Potensi Metformin sebagai Anti Kanker Payudara, UISU Press, Medan

Rangkuti, I.Y., 2022, Edukasi Dampak Metformin sebagai Tambahan Obat pada Penderita Kanker Payudara di Rumah Sakit Grand Medistra Deli Serdang, Jurnal Pengabdian Masyarakat Volume I, Number II, Juli 2022

Sari, N.M., Muhartono, Yusran, M., 2019, Potensi Metformin sebagai Agen Anti-Kanker, Medula Volume 9 Nomor 1 Juli 2019 Hal 283

Vancura, A., Bu, P., Bhagwat, M., Zeng, J., Vancurova, I., 2018, Metformin as an Anticancer Agent, Trends in Pharmacological Sciences Volume 39, Issue 10, October 2018, Pages 867-878

Tinggalkan Balasan

%d blogger menyukai ini: