Pengaruh Obat-obatan pada Kesuburan
Wanita yang sedang merencanakan kehamilan mungkin sudah tahu bahwa kebiasaan merokok, minum alkohol, dan penyakit tertentu bisa memengaruhi keberhasilan kehamilan. Tak banyak orang tahu bahwa obat-obatan yang kita konsumsi, baik obat bebas atau obat resep, juga berpengaruh pada kesuburan.
“Siklus menstruasi wanita dikontrol oleh interaksi antara otak, ovarium, dan rahim. Setiap masalah kesehatan atau obat-obatan yang mengganggu komunikasi itu dapat berdampak buruk pada pematangan sel telur dan kesuksesan kehamilan,” kata Alan Copperman, pakar reproduksi.
Jenis obat yang sudah diketahui berpengaruh pada kesuburan antara lain obat-obatan psikiatri seperti antidepresi, obat golongan steroid, obat tiroid, obat untuk kecantikan yang mengandung hormon, serta kemoterapi. Obat-obatan herbal bukan berarti aman, namun karena tidak ada penelitian mengenai hal ini sehingga belum bisa dipastikan ada tidaknya pengaruh bagi organ reproduksi. Pengaruh obat-obatan itu antara lain memengaruhi ovulasi (pematangan sel telur), kemampuan rahim menerima implan embrio, serta endometrium.
“Obat-obatan bisa berpengaruh pada kemampuan tubuh melepaskan sel telur, atau mengurangi sel sperma akibat produksi hormon FSH atau LH yang dilepaskan oleh kelenjar pituitari,” kata Valerie Baker, pakar kesuburan.
Beberapa jenis obat yang memang diperlukan untuk mengatasi kondisi tertentu, juga dapat membuat wanita merasa terpuruk dalam kesedihan. Kombinasi antara ketidakmampuan segera hamil dan perasaan sedih, sendiri, frustasi, dan marah. Konsultasikan dengan dokter mengenai obat-obatan yang dikonsumsi jika Anda sedang merencanakan kehamilan. Pada sebagian kasus, ada alternatif obat yang sama efektifnya, tapi pengaruhnya lebih kecil pada kesuburan.
Begitu obat dihentikan, butuh waktu bagi tubuh untuk pulih dan jangka waktunya berbeda-beda tiap obat. Ada obat yang langsung dibersihkan dari sistem tubuh dalam hitungan hari, tapi ada juga yang bulanan. Tubuh juga biasanya butuh waktu satu atau dua bulan untuk kembali ke tingkat kesuburan optimal setelah berhenti mengonsumsi pil kontrasepsi.
Dikutip dari : health.kompas.com