Kenali Vitamin C dan Vitamin D, Siap Hadapi Musim Pancaroba
Oleh : apt. Dias Rosari Laksmidewi, S.Farm dan apt. Benning Levina Mosandi, S.Farm
RS Panti Rapih Yogyakarta

Musim pancaroba adalah masa peralihan antara musim kemarau dan musim hujan, atau sebaliknya yang sering kali diikuti peningkatan kasus penyakit infeksi akibat perubahan suhu dan kelembapan udara. Kebanyakan dari kasus infeksi yang ditemui muncul karena kurangnya daya tahan tubuh manusia untuk beradaptasi dengan masa peralihan yang ada. Sehingga muncul pertanyaan perlukah adanya tambahan vitamin untuk mencegah hal tersebut ? Bila perlu, vitamin apa yang cocok dikonsumsi ?. Lewat artikel ini, akan dibahas sedikit lebih dalam terkait vitamin C dan vitamin D yang paling sering disebut di kalangan masyarakat sebagai penunjang daya tahan tubuh. Menurut WHO vitamin C dan vitamin D termasuk dalam kategori mikronutrien karena keduanya dibutuhkan tubuh dalam jumlah kecil saja namun memiliki fungsi yang sangat penting untuk kesehatan.
A. Vitamin C
Vitamin C adalah salah satu vitamin yang larut dalam air. Tubuh tidak mampu memproduksi vitamin C sehingga membutuhkan asupan nutrisi ini dari makanan dan asupan suplemen. Sumber vitamin C terbaik adalah buah-buahan dan sayur-sayuran, terutama buah sitrus, paprika hijau, stroberi, tomat, brokoli, kentang dan ubi. Sumber vitamin C lainnya termasuk sayuran berdaun hijau tua, melon, pepaya, mangga, semangka, kembang kol, kubis, paprika merah, rasberi, dan nanas. Kandungan vitamin C dalam makanan dapat berkurang akibat penyimpanan yang terlalu lama dan ketika dimasak, karena vitamin C larut dalam air serta dapat rusak akibat panas. Vitamin C sangat penting dalam proses pertumbuhan, perkembangan dan perbaikan seluruh jaringan tubuh. Vitamin ini berperan dalam banyak fungsi tubuh, termasuk pembentukan kolagen, penyerapan zat besi, menjaga sistem kekebalan tubuh, penyembuhan luka, serta pemeliharaan tulang dan gigi. Vitamin C juga merupakan salah satu antioksidan yang dapat mencegah kerusakan yang diakibatkan oleh radikal bebas, serta bahan kimia beracun dan polutan seperti asap rokok. Penumpukan radikal bebas dapat menyebabkan munculnya berbagai jenis penyakit, seperti kanker, penyakit jantung dan artritis. Kelompok rentan seperti lansia, anak-anak dan individu dengan kondisi kronis (termasuk obesitas, penyakit kardiovaskular, diabetes, kanker dan HIV) sangat beresiko mengalami defisiensi vitamin C. Hal tersebut dapat disebabkan oleh perubahan kebutuhan metabolik dan kemampuan penyerapan nutrisi yang tidak optimal. Kebiasaan merokok dan mengkonsumsi alkohol juga dapat berkontribusi pada penurunan kadar vitamin C dalam tubuh akibat peningkatan stres oksidatif. Defisiensi atau kekurangan vitamin C akut dapat menyebabkan penyakit skorbut. Waktu perkembangan penyakit skorbut muncul bervariasi, tergantung pada asupan vitamin C yang ada dalam tubuh. Tetapi tanda-tandanya dapat mulai muncul dalam waktu 1 bulan dengan asupan vitamin C harian di bawah 10 mg/hari. Gejala awal dapat berupa kelelahan, malaise dan radang gusi. Kondisi defisiensi vitamin C yang berlanjut, dapat ditandai dengan petekie, ekimosis, purpura, nyeri sendi, penyembuhan luka yang buruk, hiperkeratosis dan rambut spiral. Hal tersebut terjadi karena sintesis kolagen terganggu dan jaringan ikat melemah. Tanda-tanda tambahan penyakit skorbut meliputi depresi, gusi bengkak dan berdarah, serta gigi goyang atau tanggal akibat kerapuhan jaringan dan kapiler.
Peran Vitamin C dalam Tubuh
- Meningkatkan Sistem Imun Tubuh
Vitamin C dapat membantu tubuh dalam pembentukan jaringan dan sistem pertahanan tubuh. Vitamin C membantu meningkatkan kekebalan tubuh, yaitu dengan cara meningkatkan fungsi sel darah putih (limfosit dan neutrofil). Selain kekebalan pada tubuh, vitamin C juga memperkuat pertahanan sel epitel kulit. Mengingat fungsi kulit cukup krusial, yaitu melindungi tubuh dari udara, lingkungan, hingga bakteri dan mikroba lain. Dan sebagai antioksidan, vitamin C turut melindungi sel kekebalan tubuh dari kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas.
- Menjaga Kesehatan Kulit
Radikal bebas seperti pancaran sinar matahari yang berlebihan, polusi udara, serta toxin yang terdapat dalam makanan merupakan musuh utama kesehatan kulit. Vitamin C berfungsi sebagai zat yang menangkal radikal bebas tersebut. Vitamin ini dapat mendorong produksi kolagen dan melindungi sel kulit dari kerusakan. Kolagen merupakan salah satu protein utama pembentuk struktur kulit, di mana produksinya dapat menurun akibat radikal bebas dari lingkungan dan penuaan. Vitamin C membantu mempertahankan produksi kolagen sehingga kulit tetap tampak sehat dan kencang.
- Mempercepat Proses Penyembuhan Luka
Vitamin C berperan penting untuk mempercepat proses penyembuhan luka. Jenis vitamin ini dapat meningkatkan berbagai fungsi sel kekebalan tubuh, neutrofil dan makrofag yang bertanggung jawab untuk membersihkan kotoran dan melawan bakteri pada luka. Selain itu, vitamin C mendorong produksi kolagen dan luka dapat disembuhkan karena pembentukan jaringan baru lebih cepat.
- Menjaga Kesehatan Mata
Vitamin C memiliki antioksidan yang mampu menangkal katarak dan mencegah perkembangan degenerasi makula terkait usia (gangguan mata akibat kerusakan bagian retina). Hal ini dikarenakan katarak dan degenerasi makula terjadi akibat kerusakan protein dan matriks ekstraseluler yang kaya akan kolagen sehingga dapat dicegah dengan suplementasi vitamin C. Vitamin ini dapat memproduksi kolagen, yaitu protein yang memberikan struktur pada mata, seperti kornea dan sklera.
Dosis Vitamin C
Menurut Permenkes RI no 28 tahun 2019, angka kecukupan vitamin C yang dianjurkan untuk masyarakat Indonesia per orang tiap harinya adalah sebagai berikut :
- Usia 0-3 tahun: 40 mg
- Usia 4-9 tahun: 45 mg
- Usia 10-12 tahun: 50 mg
- Usia 13-15 tahun: 65 mg (perempuan); 75 mg (laki-laki)
- Usia >16 tahun: 75 mg (perempuan); 90 mg (laki-laki)
B. Vitamin D
Vitamin D merupakan regulator utama dalam menjaga keseimbangan kalsium dan fosfat, sehingga menjadi salah satu kunci utama dalam proses pembentukkan tulang. Selain itu, vitamin ini juga memiliki efek antiinflamasi dan immunomodulator. Vitamin D penting bagi jaringan ginjal, menjaga kesehatan masa kehamilan, fungsi otak, menjaga imun tubuh, pencegahan kanker dan kesehatan kardiovaskular.Vitamin D adalah vitamin yang larut dalam lemak dan secara alami terkandung dalam beberapa makanan serta suplemen kesehatan. Vitamin ini juga diproduksi secara endogen ketika sinar ultraviolet (UV) dari sinar matahari mengenai kulit dan memicu sintesis vitamin D. Tubuh akan mengubah vitamin D menjadi bentuk aktifnya (kalsitriol) yang kemudian mengatur penyerapan kalsium dan fosfat untuk kesehatan tulang dan fungsi tubuh lainnya. Seseorang dapat mengalami defisiensi vitamin D ketika asupan vitamin D hariannya lebih rendah dari jumlah yang disarankan, kurangnya terkena paparan sinar matahari, ginjal tidak dapat mengubah 25(OH)D menjadi bentuk aktifnya, atau ketika penyerapan vitamin D pada saluran cerna tidak memadai. Defisiensi vitamin D juga sering dialami oleh orang yang intoleransi terhadap laktosa, alergi susu atau orang dengan pola makan vegetarian atau vegan. Pada anak-anak, defisiensi vitamin D bermanifestasi menjadi rakitis. Rakitis adalah kelainan pertumbuhan tulang pada anak. Kondisi ini menyebabkan kepadatan tulang berkurang, sehingga tulang menjadi lebih lunak dan rapuh. Akibatnya, penderita rakitis akan lebih rentan mengalami patah tulang. Pada orang dewasa dan remaja, defisiensi vitamin D dapat menyebabkan osteomalasia. Osteomalasia merupakan kondisi dimana tulang yang ada tidak mengalami mineralisasi yang sempurna selama proses remodeling, sehingga menyebabkan tulang menjadi lemah. Tanda dan gejala osteomalasia serupa dengan rakitis, meliputi deformitas dan nyeri tulang, kejang hipokalsemia, kejang tetani dan kelainan gigi. Pada makanan dan suplemen kesehatan terdapat 2 bentuk utama vitamin D yaitu vitamin D2 (ergokalsiferol) dan vitamin D3 (kolkalsiferol). Sumber makanan yang paling banyak mengandung vitamin D adalah ikan berlemak (seperti ikan kembung, salmon, tuna) dan minyak hati ikan, hati sapi, kuning telur dan keju yang mengandung vitamin D dalam bentuk vitamin D3, dan jamur yang mengandung vitamin D dalam bentuk vitamin D2.
Peran Vitamin D dalam Tubuh
- Mendukung Sistem Kekebalan Tubuh
Vitamin D muncul untuk mengatur produksi spesifik protein antimikroba yang secara langsung dapat membunuh patogen, sehingga dapat melindungi tubuh dari virus, bakteri, dan jamur. Vitamin D juga membantu mencegah respons imun berlebih yang dapat menyebabkan peradangan serta membantu mengatur keseimbangan respons imun agar tetap efisien tanpa merusak jaringan tubuh sendiri. Vitamin D juga membantu proses regenerasi sel dan jaringan tubuh, yang dapat membantu mempercepat penyembuhan luka.
- Menjaga Kesehatan Tulang dan Otot
Vitamin D berperan penting dalam penyerapan kalsium, mineral utama untuk pembentukan dan pemeliharaan tulang yang kuat. Kekurangan vitamin D bisa menyebabkan tulang menjadi rapuh dan mudah patah, meningkatkan risiko osteoporosis pada orang dewasa dan rakitis pada anak-anak. Bagi ibu menyusui, vitamin D sangat penting untuk membantunya mencukupi kebutuhan kalsium, pada saat yang bersamaan juga memenuhi kebutuhan vitamin D bayinya untuk perkembangan tulang yang sehat. Tak hanya itu, vitamin D juga membantu menjaga kekuatan otot. Kadar vitamin D yang cukup bisa mencegah kelemahan otot, nyeri, dan bahkan mengurangi risiko jatuh, terutama pada usia lanjut.
- Menjaga Kesehatan Jantung
Salah satu peran vitamin D dalam tubuh adalah dengan menjaga kesehatan jantung serta mengurangi beberapa faktor risiko kardiovaskuler. Vitamin D mendukung fungsi sel endotel, lapisan pembuluh darah dan membantu menjaga tekanan darah (membantu mengatur sistem renin-angiotensin-aldosteron). Vitamin D3 membantu mengurangi peradangan dalam pembuluh darah serta mengatur kadar kolesterol dan trigliserida. Dengan kata lain, vitamin ini berperan dalam menjaga fleksibilitas pembuluh darah dan mencegah penumpukan plak yang bisa menyebabkan aterosklerosis.
Dosis Vitamin D
Menurut Permenkes RI no 28 tahun 2019, angka kecukupan vitamin D yang dianjurkan untuk masyarakat indonesia per orang tiap harinya adalah sebagai berikut :
- Usia 0 – 11 bulan: 10 mcg (400 IU)
- Usia 1 – 64 tahun: 15 mcg (600 IU)
- Usia > 65 tahun: 20 mcg (800 IU)
Dengan banyaknya manfaat yang diberikan dari vitamin C dan vitamin D maka dapat ditarik kesimpulan, bahwa kedua vitamin ini memang diperlukan sebagai penunjang daya tahan tubuh dalam menangkal berbagai penyakit yang timbul khususnya di musim pancaroba ini. Apoteker kemudian mempunyai peran aktif membantu masyarakat dalam memberikan tambahan edukasi terkait hal ini dengan tetap memperhatikan dosis yang diperlukan tiap orang, dan memperhatikan efek dan keamanan vitamin di setiap kondisi yang dimiliki tiap orang.
Daftar Pustaka
Alberts A, Moldoveanu E-T, Niculescu A-G, Grumezescu AM. Vitamin C: A Comprehensive Review of Its Role in Health, Disease Prevention, and Therapeutic Potential. Molecules. 2025;30(3):1-32. doi: 10.3390/molecules30030748
Grant W B, Wimalawansa S J, Pludowski P, Cheng R Z. Vitamin D: Evidence-Based Health Benefits and Recommendations for Population Guidelines. Nutrients. 2025;17:1-37. doi: 10.3390/nu17020277
Hill A, Starchl C, Dresen E, Stoppe C. Amrein K. An update of the effects of vitamins D and C in critical illness. Frontiers in Medicine. 2023;9:1-15. doi: 10.3389/fmed.2022.1083760
National Institutes of Health. Vitamin C. https://ods.od.nih.gov/factsheets/VitaminC-HealthProfessional/, diakses pada 06 Oktober 2025.
National Institutes of Health. Vitamin D. https://ods.od.nih.gov/factsheets/VitaminD-HealthProfessional/, diakses pada 06 Oktober 2025.
NHS. Vitamin C. https://www.nhs.uk/conditions/vitamins-and-minerals/vitamin-c/ , diakses pada 06 Oktober 2025.
NHS. Vitamin D. https://www.nhs.uk/conditions/vitamins-and-minerals/vitamin-d/ , diakses pada 06 Oktober 2025.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 28 tahun 2019 tentang angka kecukupan gizi yang dianjurkan untuk masyarakat Indonesia [Internet]. 2019. [cited 2025 Oct 8].Available from: https://peraturan.bpk.go.id/Download/129886/Permenkes%20Nomor%2028%20Tahun%202019.pdf
WebMD. The Benefits of Vitamin C. https://www.webmd.com/diet/features/the-benefits-of-vitamin-c , diakses pada 06 Oktober 2025.
WebMD. Vitamin D – Uses, Side Effects, and More. https://www.webmd.com/vitamins/ai/ingredientmono-929/vitamin-d#overview , diakses pada 06 Oktober 2025.
World Health Organization. Micronutrients. https://www.who.int/health-topics/micronutrients#tab=tab_1 , diakses pada 06 Oktober 2025.
