Bersiap untuk Vaksin Booster Covid-19, Kenali KIPI dan Efek Samping Vaksin Covid-19
apt. Grace Shelia Pramitha Putri, S.Farm.
RSUD Wonosari
Di Indonesia kondisi Covid-19 sampai saat ini masih fluktuatif, bahkan virus varian baru Omicron sudah mulai masuk wilayah Indonesia. Upaya yang dilakukan pemerintah untuk mencegah, mengendalikan dan memutus mata rantai Covid-19 salah satunya adalah dengan program vaksinasi.
Kekebalan kelompok atau herd immunity merupakan situasi dimana sebagian besar masyarakat terlindung/kebal terhadap penyakit tertentu. Melalui kekebalan kelompok, akan timbul dampak tidak langsung (indirect effect), yaitu turut terlindunginya kelompok masyarakat yang rentan dan bukan merupakan sasaran vaksinasi. Kondisi tersebut hanya dapat tercapai dengan cakupan vaksinasi yang tinggi dan merata.
Data dari Kemenkes sudah lebih dari 100 juta warga Indonesia telah mendapatkan dosis lengkap atau 2 dosis vaksinasi Covid-19. Pemerintah Indonesia saat ini mulai awal tahun 2022 sedang mempersiapkan vaksin ketiga atau booster untuk masyarakat umum di Indonesia.
Seperti vaksin pada umumnya, vaksin Covid-19 berpotensi mengakibatkan efek samping bagi penerimanya. Reaksi vaksin dalam tubuh dapat berbeda pada masing-masing individu. Sebagian besar tidak mengalami keluhan atau keluhan ringan pasca vaksinasi. Tidak semua orang yang divaksinasi Covid-19 mengalami reaksi atau Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI). Jika muncul reaksi atau KIPI, itu adalah sesuatu yang wajar.
Kejadian Ikutan Pasca Vaksinasi Covid-19 atau yang dikenal sebagai KIPI merupakan kejadian medik yang diduga berhubungan dengan vaksinasi. Kejadian ini dapat berupa reaksi vaksin, kesalahan prosedur, koinsiden, reaksi kecemasan, atau hubungan kausal yang tidak dapat ditentukan. Secara umum, vaksin tidak menimbulkan reaksi pada tubuh, atau apabila terjadi, hanya menimbulkan reaksi ringan. Vaksinasi memicu kekebalan tubuh dengan menyebabkan sistem kekebalan tubuh penerima bereaksi terhadap antigen yang terkandung dalam vaksin. Reaksi lokal dan sistemik seperti nyeri pada tempat suntikan atau demam dapat terjadi sebagai bagian dari respon imun. Vaksin yang berkualitas adalah vaksin yang menimbulkan reaksi ringan seminimal mungkin namun tetap memicu respon imun terbaik.
KIPI diklasifikasikan dalam lima kategori berdasarkan penyebabnya:
- Reaksi KIPI terkait komponen vaksin
KIPI yang terjadi dalam kategori ini disebabkan oleh satu atau beberapa komponen yang terkandung di dalam vaksin. Komponen-komponen vaksin antara lain antigen, adjuvan, antibiotik, dan bahan pengawet (stabilizer dan preservatives).
2. Reaksi KIPI terkait dengan cacat mutu vaksin
KIPI dengan kategori ini disebabkan adanya cacat mutu dalam produk vaksin, termasuk penggunaan alat untuk pemberian vaksin yang disediakan produsen.
3. Reaksi KIPI akibat kesalahan prosedur
Cara pelarutan vaksin dan pemberian vaksin yang salah menjadi penyebab KIPI kategori ini. Contohnya jarum yang masuk ke dalam vial untuk mengambil vaksin tidak steril atau cairan vaksin tidak ada di dalam spuit.
4. Reaksi KIPI akibat kecemasan karena takut disuntik
KIPI ini terjadi karena kecemasan yang dirasakan penerima vaksin saat atau sesudah pemberian vaksin.
5. Kejadian Koinsiden
Semua reaksi KIPI yang terjadi di luar hal-hal yang sudah dijelaskan sebelumnya masuk ke dalam kategori ini. Contohnya, demam yang sudah terjadi sebelum atau pada saat pemberian imunisasi. Situasi ini disebut sebagai asosiasi temporal, yaitu dua atau lebih kejadian yang terjadi bersamaan. Kejadian pertama bisa jadi berhubungan atau tidak berhubungan dengan kejadian berikutnya.
Reaksi yang mungkin terjadi setelah vaksinasi COVID-19 hampir sama dengan vaksin yang lain. Beberapa gejala dari reaksi tersebut antara lain:
- Reaksi lokal, seperti:
a. nyeri, kemerahan, bengkak pada tempat suntikan,
b. reaksi lokal lain yang berat, misalnya selulitis. - Reaksi sistemik seperti:
a. demam,
b. nyeri otot seluruh tubuh (myalgia),
c. nyeri sendi (atralgia),
d. badan lemah,
e. sakit kepala. - Reaksi lain, seperti:
a. reaksi alergi misalnya urtikaria, oedem,
b. reaksi anafilaksis,
c. syncope (pingsan).
Untuk reaksi ringan lokal seperti nyeri, bengkak dan kemerahan pada tempat suntikan, petugas kesehatan dapat menganjurkan penerima vaksin untuk melakukan kompres dingin pada lokasi tersebut dan meminum obat paracetamol sesuai dosis. Untuk reaksi ringan sistemik seperti demam dan malaise, petugas kesehatan dapat menganjurkan penerima vaksin untuk minum lebih banyak, menggunakan pakaian yang nyaman, kompres atau mandi air hangat, dan meminum obat paracetamol sesuai dosis. KIPI yang terkait kesalahan prosedur dapat terjadi, untuk itu persiapan sistem pelayanan vaksinasi yang terdiri dari petugas pelaksana yang kompeten (memiliki pengetahuan cukup, terampil dalam melaksanakan vaksinasi dan memiliki sikap profesional sebagai tenaga kesehatan), peralatan yang lengkap dan petunjuk teknis yang jelas, harus disiapkan dengan maksimal. Kepada semua jajaran pemerintahan yang masuk dalam sistem ini harus memahami petunjuk teknis yang diberikan. KIPI yang tidak terkait dengan vaksin atau koinsiden harus diwaspadai. Untuk itu penapisan status kesehatan sasaran yang akan divaksinasi harus dilakukan seoptimal mungkin.
Salah satu upaya untuk meminimalisir efek samping vaksin adalah beristirahat yang cukup. Pada orang yang mengalami efek samping nyeri otot, aktif bergerak mungkin akan membantu untuk membuat otot terasa lebih nyaman. Namun, olahraga tidak direkomendasikan untuk dilakukan sampai setidaknya tujuh hari setelah vaksin Covid-19 khususnya yang menerima vaksin dengan platform m-RNA (vaksin Moderna dan Pfizer). Jenis olahraga yang harus dihindari adalah olahraga berat atau berintensitas tinggi. Contoh olahraga tersebut adalah lari, jogging, berenang, bersepeda, angkat beban, dan badminton. Sebenarnya, aktivitas ringan penting untuk menjaga agar otot tidak kaku. Namun, setiap orang harus memahami batas kemampuan tubuh masing-masing. Aktivitas ringan masih direkomendasikan untuk dilakukan setidaknya satu atau dua hari setelah menerima dosis vaksin. Contoh aktivitas ringan yang tetap bisa dilakukan adalah peregangan ringan, berjalan kaki, dan melakukan pekerjaan rumah tangga. Rekomendasi ini merupakan hasil dari beberapa laporan miokarditis atau peradangan otot jantung pasca menerima vaksin. Kardiologis menduga ini merupakan akibat dari aktivitas fisik berlebih setelah vaksin. Sebagai acuan yang mudah, olahraga berat adalah olahraga yang membuat seseorang tidak bisa mengucapkan kalimat utuh ketika berolahraga. Ketika ini terjadi, jantung akan berdetak jauh lebih cepat dan bisa menimbulkan radang karena tubuh sedang fokus membentuk antibodi terhadap virus SARS-CoV-2. Rekomendasi ini berlaku untuk semua orang, terutama usia muda. Orang dengan usia muda cenderung lebih aktif dan rutin berolahraga rutin untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh.
Untuk KIPI reaksi berat jarang terjadi, namun perlu dipantau apabila penerima vaksin mengalami gejala-gejala tertentu setelah divaksin. Yang termasuk reaksi berat adalah kejang, trombositopenia (penurunan hebat jumlah trombosit), Hypotonic Hyporesponsive Episode (kehilangan rasa sensorik akut atau penurunan kesadaran disertai dengan pucat dan kelemahan otot), serta menangis terus-menerus. Bila mengalami KIPI ini, hubungi kontak fasilitas kesehatan tempat mendapatkan vaksin Covid-19 atau fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.
KIPI yang meresahkan dan menimbulkan perhatian berlebihan masyarakat, harus segera direspons, diinvestigasi dan laporannya segera dikirim langsung kepada Kementerian Kesehatan cq. Sub Direktorat Imunisasi/Komnas PP-KIPI atau melalui WA grup Komda KIPI – Focal Point, email: komnasppkipi@gmail.com dan data_imunisasi@yahoo.com .
Ingat, KIPI atau reaksi yang muncul setelah vaksinasi jauh lebih ringan dibandingkan terkena Covid-19 atau komplikasi yang disebabkan oleh virus Covid-19. Para ahli sepakat bahwa vaksinasi dan 5 M Plus yaitu memakai masker, sering mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, menjaga jarak, mengurangi mobilitas dan menghindari kerumunan serta meningkatkan imunitas dengan olah raga rutin, konsumsi gizi seimbang serta berperilaku hidup bersih sehat adalah cara yang paling tepat untuk keluar dari pandemi ini.
Dengan mengikuti vaksinasi, kita bisa menghemat biaya perawatan, pengobatan penyakit, dan bahkan menyelamatkan jiwa. Intinya, dampak positif yang diberikan vaksin jauh lebih besar dibandingkan dampak negatif yang ditimbulkan. Jadi, kalau masih ada yang belum divaksin, segeralah ambil kesempatan yang ada agar kita semua bisa kembali sehat!
Daftar Pustaka
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2021, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/4638/2021 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)
https://www.straitstimes.com/singapore/health/moh-lists-activities-to-avoid-for-7-days-after-covid-19-jab diakses tanggal 8 Januari 2022
https://covid19.go.id/ diakses tanggal 8 Januari 2022